Multitasking ialah kemampuan untuk mengerjakan beberapa hal sekaligus, sudah menjadi kebiasaan banyak anak muda zaman sekarang. Tapi, apakah benar kita bisa melakukan semuanya dengan efektif sekaligus? Atau, sebenarnya multitasking hanyalah sebuah mitos yang membuat kita semakin terjebak dalam ketidakefisienan?
Multitasking adalah konsep yang sering dipromosikan dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari. Banyak orang percaya bahwa bisa melakukan beberapa tugas secara bersamaan akan membuat mereka lebih produktif. Namun, apakah otak manusia benar-benar mampu menjalankan banyak tugas sekaligus tanpa mengorbankan kualitas hasilnya? Menurut sejumlah studi ilmiah, multitasking sebenarnya bisa menurunkan kualitas pekerjaan kita.
Efektivitas Multitasking: Positifnya
Sebagian orang percaya bahwa multitasking bisa membantu mereka menjadi lebih efisien. Mereka merasa bisa menyelesaikan banyak tugas dalam waktu yang lebih singkat. Misalnya, seorang mahasiswa yang sambil belajar juga bisa menulis tugas atau seorang pekerja yang memanfaatkan waktu menunggu untuk mengecek email.
Faktanya, dalam beberapa situasi, multitasking memang dapat mempercepat pekerjaan. Jika tugas-tugas yang dikerjakan relatif ringan dan tidak membutuhkan fokus yang mendalam, multitasking bisa membuat kita merasa produktif dan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan.
Negatifnya: Kenapa Multitasking Bisa Berbahaya?
Meski demikian, studi menunjukkan bahwa multitasking ternyata bisa menurunkan kualitas pekerjaan dan bahkan memperburuk fokus. Sebuah penelitian oleh Stanford University mengungkapkan bahwa orang yang terbiasa multitasking cenderung lebih sulit fokus pada satu tugas dan sering kali merasa kewalahan. Multitasking dapat menyebabkan kita teralihkan dari tugas utama dan membuat kita lebih mudah membuat kesalahan.
Penelitian Mengungkap Dampak Multitasking
Berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli neurologi menunjukkan bahwa otak kita tidak dirancang untuk melakukan banyak hal dalam satu waktu. Faktanya, ketika kita berpindah dari satu tugas ke tugas lain, otak memerlukan waktu untuk menyesuaikan diri. Proses ini dikenal dengan istilah cognitive switching, yang justru menghabiskan lebih banyak energi dan waktu.
Penelitian yang dipublikasikan oleh University of California mengungkapkan bahwa multitasking dapat mengurangi efisiensi hingga 40%. Ini berarti, daripada menyelesaikan beberapa tugas dengan baik, kita malah menghabiskan waktu lebih lama dan cenderung melakukan kesalahan.

Apa yang Terjadi Saat Kita Mencoba Multitasking?
Saat kita mencoba untuk mengerjakan beberapa hal sekaligus, fokus kita terpecah. Alih-alih menyelesaikan tugas-tugas tersebut dengan cepat, kita justru menghabiskan waktu lebih banyak untuk berpindah-pindah fokus. Ini bisa menyebabkan penurunan kualitas, misalnya salah mengetik, lupa langkah-langkah penting, atau tidak memerhatikan detail dengan seksama.
Selain itu, multitasking bisa memberikan dampak buruk pada kesehatan mental. Stres meningkat, dan rasa lelah bisa datang lebih cepat karena otak kita bekerja lebih keras untuk beradaptasi dengan berbagai tugas yang terus datang. Ini bukan hanya berpengaruh pada produktivitas, tetapi juga pada kesejahteraan kita secara keseluruhan.
Apa yang Bisa Dilakukan Sebagai Penggantinya?
Jadi, apa solusinya? Alih-alih berfokus pada multitasking, para ahli merekomendasikan untuk melakukan single-tasking. Ini berarti kita fokus pada satu tugas dalam satu waktu dan menyelesaikannya dengan penuh perhatian. Dengan cara ini, kualitas pekerjaan bisa meningkat, dan kita akan merasa lebih puas dengan hasilnya.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kebiasaan multitasking adalah dengan menetapkan jadwal yang jelas, mengurangi gangguan, dan menyusun prioritas yang lebih teratur. Misalnya, matikan notifikasi saat bekerja dan tentukan waktu khusus untuk setiap aktivitas.
Kesimpulan: Multitasking, Efektif atau Tidak?
Jadi, apakah multitasking itu efektif atau sekadar mitos? Jawabannya bergantung pada banyak faktor, termasuk jenis tugas yang sedang dikerjakan dan bagaimana cara kita mengelola perhatian kita. Untuk mencapai produktivitas yang optimal, mungkin lebih baik fokus pada satu tugas besar pada satu waktu, daripada mencoba mengerjakan banyak hal sekaligus.