Pendidikan Indonesia terus mengalami perkembangan dan inovasi guna menjawab tantangan zaman. Salah satu isu yang hangat dibicarakan adalah rencana penggantian Kurikulum Merdeka dengan kurikulum baru. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Muti, membocorkan sejumlah konsep inti yang akan diusung oleh kurikulum ini, salah satunya adalah konsep pembelajaran mendalam atau deeplearning. Berbagai elemen dalam kurikulum baru ini diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa.
Apa Itu Kurikulum Baru Pengganti Kurikulum Merdeka?
Kurikulum baru yang digadang-gadang akan menggantikan Kurikulum Merdeka disebut Kurikulum Ful-Ful meskipun hingga kini belum ada kepastian apakah nama tersebut akan menjadi nama resmi atau hanya candaan. Mendikdasmen Abdul Muti menyebutkan, bahwa pembelajaran mendatang akan berfokus pada deeplearning, yakni metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk memahami materi pelajaran secara mendalam.
Kurikulum ini adalah jawaban terhadap kebutuhan pendidikan saat ini. Menurut Muti, pembelajaran mendalam memungkinkan siswa tidak sekadar menghafal tetapi juga memahami konsep serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama adalah untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga mampu berpikir kritis, kreatif, dan solutif.
Mengapa Kurikulum Baru ini Diperlukan?
Kurikulum baru ini merupakan upaya pemerintah dalam menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks. Sistem pendidikan berbasis deeplearning dianggap mampu menjawab tantangan pendidikan masa kini dengan menyediakan pembelajaran yang lebih adaptif dan relevan dengan kebutuhan siswa. Abdul Muti juga menekankan pentingnya mindful, meaningful, dan joyful learning dalam kurikulum ini.
1. Mindful Learning
Konsep ini menekankan pentingnya kepekaan guru terhadap perbedaan individu pada siswa. Di dalam mindful learning, guru akan dilatih untuk lebih memahami kebutuhan setiap siswa sehingga mereka dapat menyesuaikan metode pengajaran yang lebih personal. Melalui pendekatan ini, siswa akan merasa lebih dihargai dan didukung, yang dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar mereka.
2. Meaningful Learning
Pembelajaran bermakna, atau meaningful learning, bertujuan untuk membantu siswa memahami esensi dan relevansi dari materi pelajaran. Siswa akan diajak untuk memahami tujuan dari setiap topik yang dipelajari sehingga tidak hanya memahami konsep tetapi juga menyadari manfaatnya dalam kehidupan nyata.
3. Joyful Learning
Pembelajaran menyenangkan joyful learning dalam kurikulum ini menekankan pentingnya kesenangan dalam belajar, yang tidak semata-mata dikaitkan dengan hiburan atau permainan. Kesenangan dalam belajar lebih kepada bagaimana siswa dapat merasakan manfaat dan relevansi pembelajaran tersebut, sehingga mendorong mereka untuk belajar tanpa tekanan.
Pembelajaran Mendalam sebagai Esensi Utama
Pembelajaran mendalam, atau deeplearning, adalah komponen kunci dari kurikulum baru ini. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada peningkatan prestasi akademis, tetapi juga mendorong siswa untuk menggali lebih dalam terhadap setiap konsep yang dipelajari. Dengan kurikulum baru, guru diberikan keleluasaan untuk menyesuaikan materi sesuai dengan konteks dan minat siswa. Ini memungkinkan terjadinya pembelajaran yang lebih kontekstual, di mana siswa dapat melihat hubungan antara teori dan aplikasi dalam kehidupan nyata.
Manfaat Pembelajaran Mendalam
1. Pengembangan Kemampuan Analitis dan Kreatifitas
Dengan mempelajari materi secara mendalam, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan kreatif yang menjadi modal penting dalam menghadapi tantangan di era globalisasi.
2. Mengurangi Beban Materi
Beban materi akan dikurangi agar tidak terlalu padat, sehingga siswa memiliki waktu untuk benar-benar memahami setiap konsep. Ini berbeda dari metode pembelajaran konvensional yang cenderung fokus pada cakupan materi yang luas.
3. Mendorong Pemahaman yang Mendalam
Dalam sistem ini, siswa akan didorong untuk memahami inti dari suatu materi, bukan sekadar menghafal. Mereka juga akan dilatih untuk menerapkan konsep yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata.
Fokus pada Kontekstualisasi dalam Pembelajaran
Selain pembelajaran mendalam, kurikulum baru ini juga menekankan pentingnya kontekstualisasi, yang berarti pengajaran tidak hanya sekadar menyampaikan fakta tetapi juga menghubungkan materi dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan kontekstualisasi, siswa akan lebih mudah memahami dan mengingat materi yang dipelajari.
Keuntungan Pembelajaran Kontekstual
1. Relevansi dengan Kehidupan Nyata
Melalui kontekstualisasi, materi yang dipelajari siswa akan selalu relevan dengan kehidupan mereka. Hal ini dapat menumbuhkan minat belajar yang lebih tinggi karena siswa melihat manfaat langsung dari materi yang dipelajari.
2. Meningkatkan Kemampuan Problem-Solving
Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mencari solusi untuk masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.
3. Meningkatkan Keterampilan Sosial
Kontekstualisasi juga melibatkan diskusi dan kerjasama antar siswa, yang dapat meningkatkan kemampuan sosial mereka dan mempersiapkan mereka untuk bekerja dalam tim.
Tantangan Implementasi Kurikulum Baru
Meskipun memiliki banyak manfaat, kurikulum baru ini juga dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti:
1. Kesiapan Guru dan Fasilitas
Guru perlu mendapatkan pelatihan agar siap menerapkan metode *deeplearning* dan kontekstualisasi. Selain itu, fasilitas pendukung di sekolah juga perlu ditingkatkan untuk menunjang proses pembelajaran.
2. Perubahan Paradigma Belajar
Kurikulum ini menuntut perubahan cara berpikir, baik dari pihak guru, siswa, maupun orang tua. Semua pihak harus terbuka terhadap metode pembelajaran baru yang lebih mendalam dan kontekstual.
3. Evaluasi dan Penilaian yang Sesuai
Sistem penilaian juga perlu disesuaikan agar dapat mencerminkan pemahaman mendalam siswa, bukan sekadar pencapaian skor atau nilai yang tinggi.