Website Vokasi kami menyediakan informasi lengkap tentang berbagai program pendidikan kejuruan dan pelatihan profesional yang dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja.

Technology

Ilmuwan China Berhasil Kembangkan AI Militer Dengan Teknologi Meta

Ilmuwan China Berhasil Kembangkan AI Militer Dengan Teknologi Meta
59

Ilmuwan China dikabarkan telah berhasil mengembangkan kecerdasan buatan (AI) untuk aplikasi militer dengan memanfaatkan teknologi dari model Llama 13B milik Meta. Langkah ini menjadi sorotan karena melibatkan penggunaan teknologi berbasis open source yang dimodifikasi untuk tujuan strategis.


Pemanfaatan Model Llama 13B untuk Keperluan Militer

Llama 13B adalah salah satu model AI yang diluncurkan oleh Meta dan tersedia secara publik untuk penelitian. Peneliti dari China, termasuk tim dari Akademi Ilmu Militer (AMS) yang terkait dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), mengadopsi model ini sebagai dasar untuk mengembangkan AI mereka.

Peneliti menambahkan parameter dan fitur khusus pada model Llama untuk menciptakan sistem AI yang dinamakan ChatBIT. Sistem ini dirancang untuk mendukung kebutuhan intelijen militer seperti:

  • Pengumpulan dan analisis data intelijen
  • Pemberian informasi strategis yang akurat
  • Kemampuan dialog dan tanya jawab di bidang militer

ChatBIT dilaporkan memiliki performa hingga 90% lebih baik dibandingkan ChatGPT-4, versi canggih dari OpenAI, meskipun metode pengukuran kinerjanya tidak dijelaskan secara rinci.


Keunggulan ChatBIT Dibandingkan AI Lainnya

Menurut dokumen penelitian, ChatBIT tidak hanya unggul dalam pengumpulan data, tetapi juga mampu memberikan analisis intelijen yang lebih cepat dan efisien. AI ini berpotensi mempercepat proses pengambilan keputusan strategis dalam operasi militer.

Namun, penggunaan teknologi dari Meta untuk tujuan militer melibatkan sejumlah kontroversi. Meta sendiri telah mengatur pembatasan terkait penggunaan teknologinya, termasuk larangan untuk aplikasi militer, pengembangan senjata, dan kegiatan yang berkaitan dengan ekspor pertahanan Amerika Serikat.


Tantangan Etika dan Regulasi Teknologi AI

Meta meluncurkan Llama sebagai model open source untuk mendukung inovasi global. Namun, sifat keterbukaan ini membuat Meta sulit mengontrol bagaimana teknologinya digunakan. Pengembangan oleh pihak-pihak tertentu untuk aplikasi militer dapat menimbulkan tantangan etis, terutama dalam konflik geopolitik.

Meta telah menyatakan bahwa pengguna dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif harus memperoleh izin khusus. Selain itu, perusahaan melarang penggunaannya untuk tujuan yang mengarah pada kekerasan, spionase, atau perang.


Kesimpulan dan Implikasi

Langkah China dalam memodifikasi teknologi open source untuk keperluan militer menunjukkan bagaimana kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan secara strategis di berbagai sektor. Namun, hal ini memunculkan pertanyaan besar terkait kontrol dan regulasi teknologi global.

Dengan terus berkembangnya inovasi AI, penting bagi pengembang dan pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan dampaknya secara etis dan strategis. Untuk informasi teknologi terkini, kunjungi Vokasinews.id.

Faatih Ar Rayyan

Faatih Ar Rayyan

Universitas STEKOM

Penulis di Vokasinews yang mendalami dunia vokasi, berkomitmen menyajikan informasi terkini dan analisis mendalam tentang pendidikan dan pengembangan keterampilan, untuk membantu pembaca memahami peluang dan tantangan di sektor ini.

Related Post